CloudHospital Diabetes Mellitus Tipe 2 |
Diabetes Mellitus (DM) adalah kondisi metabolik kronis yang ditandai oleh hiperglikemia kronis akibat gangguan sekresi insulin, aksi insulin, atau keduanya. Untuk memahami kompleksitas DM, perlu kita ketahui konsep “The Egregious Eleven”, yang diperkenalkan oleh Ralph DeFronzo. Konsep ini mencakup sebelas faktor patofisiologis yang berkontribusi pada perkembangan dan progresi DM tipe 2.
The Egregious Eleven: Patogenesis DM Tipe 2
- Disfungsi Sel Beta : Sel beta pankreas adalah produsen insulin dalam tubuh. Pada DM, sel-sel ini gagal memproduksi insulin yang cukup. Penurunan fungsi ini disebabkan oleh berbagai faktor termasuk genetik, glukotoksisitas, dan lipotoksisitas.
- Disfungsi Sel Alfa : Sel alfa pankreas memproduksi glukagon, yang meningkatkan kadar glukosa darah. Pada penderita DM, sekresi glukagon berlebihan terjadi, terutama pada kondisi hiperglikemia, yang memperburuk hiperglikemia.
- Defisiensi Incretin : Hormon incretin, seperti GLP-1 dan GIP, yang dihasilkan di usus, merangsang sekresi insulin. Pada DM, respon incretin terganggu, mengakibatkan berkurangnya sekresi insulin postprandial.
- Peningkatan Lipolisis : Lemak tubuh (adiposit) memecah trigliserida menjadi asam lemak bebas yang berlebihan. Peningkatan asam lemak bebas ini menyebabkan resistensi insulin di hati dan otot serta merusak fungsi sel beta.
- Peningkatan Reabsorpsi Glukosa di Ginjal : Ginjal menyaring glukosa dan biasanya akan mengeluarkan kelebihan glukosa melalui urin. Namun, pada DM, ada peningkatan ekspresi transporter glukosa (SGLT-2) yang menyebabkan reabsorpsi glukosa yang berlebihan.
- Disfungsi Neurotransmitter : Sistem saraf pusat memainkan peran dalam regulasi metabolisme glukosa. Pada DM, terdapat gangguan pada sinyal neurotransmitter yang mengakibatkan penurunan sensitivitas insulin dan peningkatan produksi glukosa.
- Resistensi Insulin di Hati : Hati adalah organ utama dalam regulasi glukosa darah. Pada DM, resistensi insulin di hati menyebabkan peningkatan produksi glukosa melalui glukoneogenesis dan glikogenolisis, meskipun kadar glukosa darah sudah tinggi.
- Resistensi Insulin di Otot : Otot rangka adalah tempat utama untuk penyimpanan glukosa. Resistensi insulin di otot mengurangi pengambilan glukosa, yang berkontribusi pada hiperglikemia.
- Disfungsi Sistem Imun : Peradangan kronis tingkat rendah yang melibatkan sistem imun juga berperan dalam patogenesis DM. Sitokin pro-inflamasi seperti TNF-α dan IL-6 menginduksi resistensi insulin.
- Efek Adipokin : Adipokin adalah hormon yang dihasilkan oleh jaringan lemak. Pada DM, terjadi ketidakseimbangan adipokin seperti peningkatan resistin dan penurunan adiponektin, yang memperburuk resistensi insulin dan inflamasi.
- Disfungsi Mitokondria : Mitokondria adalah pusat energi sel. Pada DM, terjadi gangguan fungsi mitokondria yang mengakibatkan stres oksidatif dan peradangan, yang selanjutnya memperburuk resistensi insulin dan disfungsi sel beta.
Kesimpulan
“The Egregious Eleven” memberikan gambaran lengkap tentang patogenesis kompleks DM tipe 2, yang melibatkan berbagai organ dan jalur metabolik. Memahami faktor-faktor ini penting untuk pengembangan strategi pengobatan yang efektif dan komprehensif.
Daftar Pustaka
- DeFronzo RA, Ferrannini E, Groop L, et al. “Type 2 diabetes mellitus.” Nature Reviews Disease Primers. 2015.
- Saisho Y. “β-Cell Dysfunction: Its Critical Role in Prevention and Management of Type 2 Diabetes.” World Journal of Diabetes. 2015.
- Taylor R. “Insulin Resistance and Type 2 Diabetes.” Diabetes. 2012.
- Nauck MA, Meier JJ. “Incretin hormones: Their role in health and disease.” Diabetes, Obesity and Metabolism. 2018.
- Unger RH, Cherrington AD. “Glucagonocentric restructuring of diabetes.” Diabetes. 2012.
- DeFronzo RA. “From the Triumvirate to the Ominous Octet: A New Paradigm for the Treatment of Type 2 Diabetes Mellitus.” Diabetes. 2009.